Senin, 01 Oktober 2012

Kesetiaan = Peluru

Siang ini aku merasa terharu sekaligus kesal. Pemberitaan di televisi siang ini benar-benar membuktikan manusia-manusia sekarang sudah tidak mengindahkan arti kesetiaan. Kisah haru kesetiaan ini muncul ketika dua Anjing milik Yonathan Semiaji (Seorang pemilik kios jamu di Kota Malang) setia menjaga jenazah majikannya yang mulai membusuk. Didalam pemberitaan dijelaskan bahwa warga sekitar kios jamu milik Yonathan merasa curiga ketika mencium bau busuk yang berasal dari dalam, ditambah Yonathan sudah cukup lama tidak membuka tokonya. Curiga terhadap hal itu tetangga sekitar kios Yonathan melapor kekeluarganya dan kepihak kepolisian.

Benar saja ketika petugas masuk kedalam kios, petugas mendapati Yonathan telah tewas dengan keadaan jenazah yang nyaris membusuk. Sampai aku menulis saat ini belum diketahui apa yang menyebabkan kematian Yonathan. Hal yang menjadi istemewa dari kejadian ini adalah adanya dua Anjing yang berada di sisi jenazah, kedua Anjing itu nampak kebingungan melihat kedatangan sejumlah petugas dan warga. Anjing yang tidak mengetahui arti kematian itu mencoba menghalang-halangi dan menyerang para petugas yang berniat untuk mengevakuasi. Mungkin karena frustasi dan merasa waktunya habis oleh perlakuan dua Anjing tadi petugas meminta restu kepada keluarga untuk mengakhiri nyawa Anjing itu, pihak keluarga pun mengamini dan dengan sekali tembak Anjing-Anjing itu "menyusul" majikannya. 

Jika orang-orang di stasiun Shibuya iba lalu memberikan makanan saat melihat Hachiko menunggu Profesor Ueno bertahun-tahun, naas bagi Anjing milik Yonathan, niatnya melindungi jenazah majikannya malah di balas aksi galak para petugas.
Aku bertanya-tanya dalam hati, mengapa peluru tajam, bukan obat bius?

Oh, mungkin petugas itu mengerti bahasa binatang sehingga kemauan Anjing itu untuk menyusul majikannya dipenuhi.
Atau mungkin orang-orang dinegeri ini sudah anti terhadap kesetiaan? sayang sekali. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar